Tuesday, September 29, 2009

Apakah Meninggal karena Penyakit Berarti Orang itu Gagal dalam Hidup?

Tidaklah demikian. Jika orang itu memiliki hati kepercayaan yang kuat dan tidak terkalahkan hingga akhir hayat, ia sudah menang. Ada banyak orang yang mana mereka sendiri sedang sakit keras dan sangat menderita, namun telah mendoakan kosenrufu dan kebahagiaan sesama anggota seperjuangan mereka dan menyemangati orang lain hingga detik terakhir hidupnya. Hidup mereka dan keberanian mereka menghadapi kematian telah memberikan keberanian dan inspirasi kepada orang-orang yang tidak terhitung jumlahnya. Orang-orang demikian akan dengan cepat terlahir kembali dengan badan yang sehat.

Saya mengenal seorang anak perempuan muda yang terdiagnosa menderita tumor otak pada usia 11 tahun. Ia meninggal pada usia 14 tahun. Namun melalui semua itu, ia begitu gembira dan ceria. Ia bahkan menyemangati orang-orang dewasa di rumah sakit, berbagi semangatnya yang positif dan ceria kepada semua orang yang ia temui. Tidak diragukan bahwa penyakit tersebut pasti menyebabkan rasa sakit yang mengerikan, namun ia terus berdaimoku dan menyemangati orang lain.

Ketika sedang sekarat, ia berkata kepada salah seorang pengunjung terakhirnya: "Saya tidak peduli lagi pada penyakit saya ataupun apa yang terjadi pada diri saya. Saya sudah berhenti berdoa untuk diri saya sendiri. Ada begitu banyak orang yang kondisinya lebih parah dari saya. Saya berdoa dengan segenap hati agar mereka akan ikut hati kepercayaan ini sesegera mungkin dan mengetahui secara langsung betapa hebatnya gohonzon."

Kepada orang tuanya ia berkata: "Bagaimana jika ini terjadi pada Ayah? Kita pasti mendapat masalah yang mengerikan. Dan sama buruknya seandainya ini terjadi pada Ibu. Dan jika ini terjadi pada adik, saya yakin ia tidak bisa menghadapinya. Saya senang ini terjadi pada saya dan bukan pada kalian... Saya yakin ini adalah hasil dari suatu janji yang saya lakukan sebelum lahir. Jika mereka yan mengenal saya dapat belajar sesuatu dari hidup saya, saya akan bahagia."

Saya mendengar tentang perjuangan anak ini dengan penyakit, dan saya mengirimkan mawar kepadanya. Saya juga mengirimkan kipas yang saya tulisi dengan kata-kata, "Cahaya Kebahagiaan," dan sebuah foto padang bunga yang saya ambil. Saya mendengar bahwa ia sangat gembira ketika menerimanya.

Kata-kata yang ia tinggalkan untuk orang-orang disekitarnya adalah: "Hati kepercayaan berarti mempertahankan dan berpegang teguh pada hati kepercayaan hingga saat terakhir." Dan ia memperagakan kata-kata itu dengan hidupnya sendiri.

Pada upacara pemakamannya, ada antrian yang sangat, sangat panjang. dalam kehidupannya yang singkat selama 14 tahun, ia telah memberitahu kepada lebih dari seribu orang mengenai kehebatan Hukum Gaib.

Nama gadis ini adalah Akemi Yamada, dan ia berasal dari Kota Kashiwa di Prefektur Chiba, Jepang. (Ia meninggal pada bulan Oktober 1982) Ia telah menang. Itulah yang saya rasakan. Seluruh hidupnya, semua penderitaannya, memiliki makna. Melalu perjuangannya sendiri, ia berhasil memberikan makna pada penderitaannya sendiri.

-Soka Spirit, September 2009

No comments: