Tuesday, September 29, 2009

Yang Penting adalah Bagaimana Kita Hidup

Kita semua pasti akan mati pada akhirnya. Yang penting adalah bagaimana kita hidup. Memang penting untuk hidup selama mungkin, namun lamanya hidup tidak menjadi ukuran suatu kehidupan yang baik. Yang paling penting adalah apa yang telah kita lakukan dengan hidup kita. Itulah yang menentukan apakah kehidupan dijalankan dengan baik atau tidak.

Dr. Norman Cousins dari Amerika Serikat telah berkata: "Kematian bukanlah tragedi terbesar yang menimpa kita dalam hidup ini. Yang jauh lebih tragis adalah membiarkan bagian yang penting dari diri kita mati ketika kita masih hidup. Tidak ada tragedi yang lebih mengerikan daripada ini. Yang penting adalah mencapai sesuatu dalam hidup ini."

Dr. Cousins adalah seorang jurnalis hebat dan seorang aktivis perdamaian. Di tahun-tahun terakhir hidupnya, ia melaksanakan pekerjaan pelopor dalam bidang pengobatan badan dan pikiran, berdasarkan pada keyakinannya bahwa badan dan pikiran adalah satu.

Bagaimanapun juga, yang penting bukanlah masalah apakah hidup kita panjang atau tidak. Bagi mereka yang melaksanakan Budhisme Daishonin, menyebut Nam-myoho-renge-kyo -obat baik abadi- ketika masih hidup adalah kebahagiaan terbesar. Dan ketika mereka mati, melalui hubungan mereka dengan Budhisme dalam kehidupan sekarang, mereka akan dengan cepat kembali ke panggung besar kosenrufu. Hal itu adalah seperti tidur singkat untuk beristirahat, dan kemudian kembali bangun. Sama halnya dengan orang yang meninggal dalam kecelakaan.

Tentu saja kita tidak boleh kehilangan nyawa kita yang berharga karena kecerobohan kita sendiri. Mengira bahwa karena melaksanakan Budhisme adalah suatu bentuk kesombongan. Sikap kita yang benar dalam hati kepercayaan adalah justru karena kita melaksanakan Budhisme makanya kita harus semakin ekstra berhati-hati terhadap kecelakaan dan penyakit.

-Soka Spirit, September 2009

No comments: